Minggu, 26 April 2015



Psikologi Pendidikan
1.      Pengertian Psikologi Pendidikan
              Menurut Witherington, psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
Menurut saya, mengenai pendapat Witherington, psikologi pendidikan adalah studi sistematis mengenai proses-proses, faktor-faktor dan penerapan-penerapan pengetahuan, serta perilaku manusia di dalam dunia pendidikan.
2.      Manfaat Psikologi Pendidikan
              Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbeda-beda, seperti:
a.       Untuk Mempelajari Situasi dalam Proses Pembelajaran, di antaranya:
·         Memahami Perbedaan Individu Peserta Didik
·         Penciptaan Iklim Belajar yang Kondusif di Dalam Kelas
·         Pemilihan Strategi dan Metode Pembelajaran
·         Memberikan Bimbingan kepada Peserta Didik
·         Mengevalusi Hasil Belajar
b.      Untuk Penerapan Prinsip-prinsip Belajar, di antaranya:
·         Menetapkan Tujuan Pembelajaran
·         Penggunaan Media Pembelajaran
·         Penyusunan Jadwal Pelajaran

3.      Metode Belajar Psikologi Pendidikan
                   Metode yang dapat memudahkan saya mempelajari psikologi pendidikan yaitu menggunakan metode diskusi. Karena dalam metode diskusi ini proses pelibatan antara dua pihak untuk berinteraksi, saling bertukar pendapat dan saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan   kesepakatan. Artinya, selain saya dapat memberikan pendapat, saya juga dapat menerima pendapat orang lain. Sehingga pengetahuan mengenai psikologi pendidikan semakin bertambah.
4.      Pertumbuhan dan Perkembangan
Dalam pembahasan pertumbuhan dan perkembangan, hal yang paling menarik untuk saya pelajari adalah mengenai Aspek-aspek Pertumbuhan dan Perkembangan.

Aspek Pertumbuhan
Fisik Dalam: organ-organ di dalam tubuh
Fisik Luar: tinggi badan, berat badan

Aspek Perkembangan:
Intelek, Bahasa, Minat, Sosial, Emosi, Kepribadian, Bakat, Motivasi, Lingkungan.


5.      Teori Belajar
              Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar, seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, dan gerakan atau tindakan. Jadi, perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati.
              Teori Thorndike ini disebut pulsa dengan Teori Koneksionisme. Ada tiga hukum belajar yang utama, yaitu: (1) hukum efek (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan. Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon.
              Mengenai teori belajar ini, menurut saya, apa yang dikatakan Thorndike memang benar, karena dalam belajar dibutuhkan proses serta interaksi secara timbal balik. Artinya dalam belajar  peran seorang guru bukan hanya memberikan materi ajar kepada muridnya saja, dan murid hanya menerima materi yang guru berikan. Akan tetapi murid pun dituntut aktif untuk memberi respon terhadap materi yang diajarkan guru dengan memberikan tanggapan-tanggapan, dan siswa dituntut aktif untuk bertanya mengenai hal-hal yang masih belum dimengerti dalam materi ajarnya, agar proses pembelajaran dapat komunikatif dan interaktif antara guru dan siswa. Dengan adanya metode ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
6.      Intelligence (Kecerdasan)
              Menurut C.P. Chaplin, kecerdasan diartikan sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Sedangkan menurut pendapat Howard Gardner, kecerdasan meliputi tiga pengertian, yaitu: 1) kecakapan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan 2) kecakapan untuk mengembangkan masalah untuk dipecahkan 3) kecakapan untuk membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Multiple Intelligence yang saya miliki:
1)      Kecerdasan Gerak-Tubuh (Bodily Kinesthetic Intelligence)
Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan gerak tubuh bagi saya:
a)      Mencari ruang yang cukup untuk bergerak sehingga saya dapat mengembangkan kecerdasan gerak tubuh dapat belajar berinteraksi dengan ruang sekitar.
b)      Melakukan beberapa kegiatan yang menunjang kemampuan gerak motorik, seperti berlari, berjalan jarak jauh.
c)      Berpartisipasi dalam aktivitas yang berorientasi pada gerakan, sepertibermain bulutangkis, senam, dan olahraga.

2)      Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Kegiatan yang dapat mengembangkan kecerdasan music bagi saya:
a)      Mengenali jenis alat musik.
b)      Mengikuti kegiatan bermusik di sekolah, yaitu kegiatan ekstrakurikuler Marching Band.
c)      Berlatih dengan tekun, mempelajari partitur lagu, dan display.

7.      Motivasi
Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan sesorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Uno, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya hasrat dan minat, dorongan dan kebutuhan, harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan.
Motivasi internal: Allah SWT yang memberikan rezeki untuk saya sehingga dapat menuntut ilmu di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini, serta Orangtua yang selalu memberikan dukungan doa dan yang telah membiayai pendidikan saya hingga sampai kepada jenjang kuliah ini. Motivasi eksternal: Teman-teman, yang dapat menjadi semangat untuk saya tetap bertahan dalam kesulitan yang saya hadapi selama menjalani sekolah hingga perkuliahan ini.
8.      Teori Belajar
            Teori belajar yang saya sukai yaitu teori belajar humanisme. Karena dalam teori ini berprinsip bahwa di dalam pembelajaran lebih mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Tentunya saya selalu tertarik untuk mengetahui perkembangan potensi yang saya miliki dalam setiap pembelajaran yang saya dapat. Karena dengan teori belajar ini, lebih mudah untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, artinya dengan teori ini manusia dapat memiliki tujuan hidupnya dalam bentuk yang ideal, dengan potensi yang dimiliki yang sudah digali selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
9.    Aliran Behaviorisme
Teori belajar behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan.
              Ciri-ciri Guru yang beraliran Behaviorisme:
1.      Guru mementingkan pengaruh lingkungan
2.      Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
3.      Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
4.      Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.
5.      Tingkah laku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil belajar
6.      Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan

110.  Aliran Humanisme
              Teori belajar humanisme adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal.
              Ciri-ciri Guru yang beraliran Humanisme:
1.      Guru dapat merespon perasaan siswanya
2.      Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang
3.      Berdialog dan berdiskusi dengan siswa
4.      Menghargai setiap pendapat siswa dalam kegiatan belajar mengajar
5.      Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan
6.      Menyesuaikan dan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk memantapkan kebutuhan dari siswa)
7.      Guru selalu tersenyum pada siswa