Prestasi
Belajar
A.
Pengertian
Prestasi Belajar
Prestasi
berasal dari bahasa Belanda, Prestatie
yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah
dikerjakan. Dari pengertian tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah
hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan
mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan
diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Prestasi tidak akan
pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa
keterampilan.
Sedangkan
prestasi belajar merupakan kemampuan si pelaku belajar dalam usahanya untuk
mengadakan perubahan berkat pengalaman dan pelatihan sehingga mendapatkan
pengalaman baru, konsep dan keterampilan serta terbentuk sikap yang baru.
B.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Belajar dalam Mencapai Prestasi Belajar
Siswa
dalam melakukan proses belajar tidak mungkin berjalan dengan baik dan
mendapatkan prestasi yang baik secara terus-menerus tanpa ada faktor-faktor
yang mempengaruhi.
Suharsini
Arikunto membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi
menjadi dua:
a. Faktor
Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor
yang berasal dari individu anak itu sendiri. Faktor internal
adalah kondisi dari si pelaku belajar yang meliputi kondisi psikis (kejiwaan)
dan kondisi fisik misalnya cemas, sedih, kurang percaya diri, sehat, sakit,
ragu-ragu, dll. yang meliputi:
1.
Faktor Jasmaniah (fisiologis)
Yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
Yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
sebagainya.
2.
Faktor Psikologis
Yang termasuk faktor psikologis antara lain:
– Intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar.
– Non Intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur).
– Faktor kondisi fisik.
Yang termasuk faktor psikologis antara lain:
– Intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara belajar.
– Non Intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur).
– Faktor kondisi fisik.
b. Faktor-faktor Eksternal
Faktor
eksternal yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri dari si pelaku pelajar,
hal ini berupa sosial maupun non sosial.
Pendapat
dari Sumardi Suryabrata, ia mengatakan bahwa faktor-faktor tersebut menjadi 4
bagian, yaitu:
1) Bahan
atau alat yang dipelajari
Bahan
atau alat yang dipelajari ikut menentukan proses belajar, yang terjadi dan
bagaimana hasil yang diharapkan guru dalam menyajikan pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, penyajiannya juga harus
menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar materi dapat diterima dengan baik
oleh siswa.
2) Faktor
lingkungan
Faktor
lingkungan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: lingkungan alam dan lingkungan
sosial. Lingkungan alam contohnya: keadaan suhu dan kelembaban udara, belajar
bila faktor alam mendukung maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik.
Lingkungan sosial contohnya: hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan
sesama teman, dan orang-orang di sekelilingnya, belajar akan tidak efektif
apabila lingkungan sekitar ramai.
3) Faktor
instrument
Faktor
instrument dapat berwujud benda keras seperti gedung sekolah, fasilitas yang
disediakan sekolah. Dapat juga berwujud lunak seperti kurikulum, GBPP, dan buku
panduan belajar.
4) Kondisi
individu belajar
a) Kondisi
fisologis
Kondisi
fisiologis sangat mempengaruhi belajar siswa-siswa yang jasmaninya sehat, tentu
akan mempengaruhi hasil yang baik dalam belajar, disbanding siswa yang
sakit-sakitan. Dengan demikian, dalam memperoleh prestasi belajar yang baik,
maka kondisi fisiologis harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
b) Kondisi
psikologis
Kondisi
psikologis meliputi:
(1) Minat,
dorongan dari dalam diri yang mempengaruhi belajar adalah minat, sebab minat
perlu ditimbulkan agar prestasi yang diharapkan dapat tercapai.
(2) Bakat,
belajar yang sesuai dengan bakat yang dimiliki tidak akan pernah merasa bosan
atau jenuh, dan menghasilkan prestasi yang memuaskan.
(3) Kecerdasan,
kecerdasan besar peranannya menentukan berhasil atau tidaknya seseorang
mempelajari suatu objek pendidikan. Dan setiap manusia memiliki tingkat
kecerdasan yang berbeda-beda.
(4) Motivasi,
yaitu kondisi psikologis seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu, jadi
motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan belajar.
C.
Teori-teori
Belajar
1. Teori
Belajar Ilmu Jiwa Daya
Dalam
diri manusia terdapat jiwa daya yang masing-masing memiliki fungsi
sendiri-sendiri seperti daya mengingat, daya menangkap pengetahuan, daya
berpikir, jadi dalam otak manusia terdapat berbagai daya-daya yang berfungsi
dengan baik maka perlu dilatih dengan baik.
2. Teori
Belajar Gestalt
Menurut
teori ini, manusia tidak dipandang sebagai jumlah dari daya-daya tetapi
merupakan sebagai keseluruhan individu yang bertindak dan berpikir. Jadi
keseluruhan itu dipandang lebih berarti daripada bagian-bagian. Dalam praktek
pembelajaran yang menyangkut teori ini berusaha menjadi bahan pengajaran
sebagai salah satu keastuan dari sini dimulai pembelajaran baru yang berkembang
ke hal-hal yang khusus sebagai bagian dari keseluruhan diri.
3. Teori
Belajar ThornDike
Teori
belajar Thorndike lebih dikenal dengan toeri belajar koneksionisme. Dan menurut
teori belajar ini, belajar yaitu kegiatan problem
solving atau pemecahan masalah hasil-hasil dari percobaan Thorndike
menghasilkan tiga hukum, yaitu:
a. Law of effect ,
yaitu sesuatu cenderung akan diulangi lagi apabila menyenangkan atau mengenakan
bagi orang yang mengerjakannya.
b. Law of exercise,
yaitu
kondisi yang mempererat antara stimulus dengan respon, melalui kegiatan latihan
atau berkat latihan dapat memperkuat antara stimulus dengan respon.
c. Law of
readiness, yaitu prinsip kegiatan siswa dalam
menerima pelajaran. Kesiapan berpengaruh terhadap lemah atau kuatnya stimulus
dengan respon.
4. Teori
Belajar FB. Skinner
Teori
ini dalam pembelajaran diperlukan adanya ketepatan dalam memberikan stimulus
kepada siswa sehingga siswa dapat memberikan respon dengan tepat sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh guru. Kemudian ikatan stimulus dengan respon diperkuat
melalui latihan.
D.
Strategi
dan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Metode
Tata Bahasa atau Terjemah
Ciri-ciri
dari strategi ini yaitu penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata
bahasa agar dapat dipahami dan diterapkan pada morfologi dan kalimat yang
digunakan siswa. Penekanannya pada membaca, mengarang, dan terjemahan.
2. Metode
Langsung
Metode
langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah yang langsung
menggunakan bahsa dan secara intensif dalam berkomunikasi. Tujuannya adalah
penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat terbiasa berkomunikasi secara
alamiah. Pembelajaran dimulai dengan dialog dan adanya sesi tanya jawab.
E.
Prestasi
Belajar Individu Yang Saya Miliki dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Prestasi
belajar yang pernah saya raih dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai
dari jenjang SD, saya mendapatkan nilai UN tertinggi di dalam mata pelajaran
ini, yaitu mencapai nilai 8,80. Setelah itu lanjut pada jenjang SMP, dalam mata
pelajaran ini lagi-lagi saya meraih nilai tertinggi pada UN dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu mencapai nilai 90. Lanjut pada jenjang SMA,
saya masih konsisten dengan nilai UN tertinggi dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia ini saya meraih nilai 8,20. Selain nilai UN, saya pernah mengikuti
lomba Mengarang Puisi dalam rangka Hari Bahasa, perlombaan antar kelas pada
saat SMP, dan meraih juara 3.
Dengan
demikian dari prestasi yang pernah saya raih tersebut merupakan pengalaman dan
menjadikan ini sebagai acuan agar dapat mencapai tujuan yaitu dapat
menghasilkan karya-karya individu yang saya capai untuk kedepannya. Dan dari
sini pula yang memberikan motivasi kepada saya agar dapat lebih mendalami dan
menguasai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga di masa depan nanti
saya dapat menjadi guru Bahasa Indonesia yang teladan, maka dari itu saya
mendalami Bahasa Indonesia di perguruan tinggi yang sedang saya jalani ini.
Semoga saya dapat memberikan konsistensi, tetap semangat, pantang lelah dalam menjalani
perkuliahan dan dapat menyelesaikan program pendidikan ini hingga saya bisa
lulus.
Referensi:
Hamalik, Oemar, Metode belajar dan kesulitan belajar, Bandung: PT. Tarsito.
Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. cet.ke-5. Jakarta: Bhineka Cipta, 2010.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002.
Sadirman, Interaksi danBelajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan (Educational Psychology). Edisi kesembilan, Jakarta: Indeks, 2011.
https://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi