Minggu, 24 Mei 2015

Kreativitas


            Kreativitas didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sebenarnya, ada banyak pengertian kreativitas, misalnya ada yang mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru dan mengagumkan. Di lain pihak, ada yang menganggap bahwa kreativitas adalah menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.

     Perkembangan kreativitas 
 
1.      Tahap sensorik-motorik (0-2 tahun)
         Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anakmasih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadapobjek masih belum permanen, belummemiliki konseptentang ruang dan waktu, belum memilikikonsep sebab-akibat, bentukpermainannya masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memilikikonsep tentang diri, dan belum memi  liki kemampuan berbahasa.
2.      Tahap praoperasional (2-7 tahun)
         Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka waktuyang pendek.
3.      Tahap operasional konkrit (7-11 tahun)
          Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitasitu ialah :
a.       Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental
b.      Mulai mampu berfikir logis dalambentukyang sederhana.
c.       Mulai berkembang kemampuan untukmemelihara identitas-identitas diri.
d.      Konsep tentang ruang sudah semakin meluas.
e.       Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
f.       Sudah mampu mengimajinasi sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.
4.      Tahap operasional formal(11 tahun keatas)
         Beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yaitu :
a.       Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis.
b.      Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relative.
c.       Remaja sudah memilikipemahaman tentang waktu relative.
d.      Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi         masalah yang kompleks.
e.       Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berfikir hipotesis.
f.       Remaja sudah memiliki diri ideal.
·        Faktor –faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kreativitas
       Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas kedalam 2 kelomok :
1.      Faktor yang mendukung :
a.       Situasi yang menghadirkan ketidak lengkapan serta keterbukaan
b.      Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyakpertanyaan.
c.       Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d.      Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian. 

2.      Faktor-faktor yang menghambat :
a.       Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.
b.      Otoritarianisme.
c.       Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
d.      Stereotif pean seks/jenis kelamin
e.       Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan.
Utami Munandar (1988) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah :
a.       Usia.
b.      Tingkat pendidikan orang tua.
c.       Tersedianya fasilitas.
d.      Penggunaan waktu luang.
·        Variasi Kreativitas 


Ada lima diantaranya :
a.       Jenis kelamin, 
anak laki-laki menunjukkan kreativitasyang lebih besar dari anak perempuan, terutama setelah berlalunya ,asa kanak-kanak.
b.      Status sosioekonomi, anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari anak kelompok yang lebih rendah.
c.       Urutan kelahiran, anak yang lahir ditengah,lahir belakangan dan anak tunggal mungkin lebih kreatif dari yang lahir pertama.
d.      Ukuran keluarga, anak dari keluarga kecil bilama kondisi lain sama, cenderung lebih kreatif dibandingkan anak keluarga besar.
e.       Lingkungan kota versus lingkungan pedesaan, anak dari lingkungan kota cenderung lebih kreatif dibandingkan anak lingkungan pedesaan.
f.       Intelegensi, pada setiap umur anak yang pandai menunjukkan kreativitasyang lebih besar dari anak yang kurang pandai.
·        Strategi terbaik agar anak lebih kreatif :
1.      Buatlah anak terlibat dalam brainstorming dan memunculkan sebanyakmungkin ide.
2.      Sediakan lingkungan yang menstimulasi kreativitas anak.
3.      Jangan mengontrol secaraberlebihan.
4.      Doronglah motivasi internal.
5.      Kenalkan anak denganorang-orang kreatif.
·        Upaya Membantu Mengembangkan Kreativitas dan Implikasinya dalam Pendidikan
Dalam konteks relasi dengan anak-anakkreatif Torrance (1977) menamakan relasi bantuan dengan istilah “creative relationship”yang memiliki krakteristik sebagai berikut :
a.       Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak.
b.      Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan.
c.       Pembimbing lebih menekan pada proses dari pada hasil sehingga pembimbing dituntut mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.
d.      Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu pada anak.
e.       Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.



Emosi
Menurut KBBI: Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut di waktu singkat atau keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis.
Menurut Walgito: Emosi merupakan keadaan dalam diri individu pada satu waktu sebagai akibat adanya peristiwa yang pada umumnya berasal dari luar diri.

Jenis-jenis Emosi:
1.      Amarah; di dalamnya meliputi sifat beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, tersinggung dan kebencian patologis.
2.      Kesedihan; di dalamnya meliputi pedih, murah, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan depresi.
3.   Rasa takut; di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang dan phobia.
4.  Kenikmatan; meliputi bahagia, gembira, puas, senang, riang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, terpesona, dan mania.
5.    Cinta; meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, hormat, kasmaran dan kasih saying.
6.      Terkejut; meliputi terkesiap, takjub dan terpana
7.      Malu; meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal dan hati hancur lebur.

Faktor-faktor  Yang Memengaruhi Emosi
1. Pola Asuh Orangtua
Pola asuh orangtua sangat bervariatif. Ada pola asuh yang otoriter, memanjakan, acuh tak acuh dan ada juga yang penuh kasih sayang.
2. Pengalaman Traumatik
Kejadian masa lalu yang memberikan kesan traumatis. Akibatnya rasa takut  dan sikap terlalu waspada terhadap lingkungan seumur hidupnya.
3. Tempramen
Yaitu suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang. Tempramen merupakan bawaan sejak lahir.
4. Jenis Kelamin
Secara otomatis perbedaan emosional antara pria  dan wanita berbeda.
5. Usia
Kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis seseorang. Semakin bertambah usia mengakibatkan penurunan pengaruh emosional seseorang.
6. Perubahan Jasmani
Yaitu perubahan hormon-hormon yang mulai berfungi sesuai dengan jenis kelamin masing-masing. Misalnya perubahan kulit wajah yang bersih menjadi berjerawat.
7. Perubahan Interaksi dengan Teman Sebaya
Di usia remaja biasanya anak membentuk sebuah perkumpulan.

Fungsi emosi

        Dalam ”The Expression of the Emotions in Man and Animals”, Charles Darwin menyatakan bahwa emosi berkembang seiring waktu untuk membantu manusia memecahkan masalah.Emosi sangat berguna karena 'memotivasi' orang untuk terlibat dalam tindakan penting agar data bertahan hidup –tindakan-tindakan seperti mengumpulkan makanan, mencari tempat berlindung, memilih pasangan, menjaga diri terhadap pemangsa, dan memprediksi perilaku. Emosi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia.

Terdapat beberapa teori tentang emosi yang dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu sebagai berikut :
1. Teori Emosi Dua-Faktor Schachter-Singer
Teori ini dikenal sebagai teori yang paling klasik yang berorientasi pada rangsangan. Reaksi fisiologik dapat saja sama (hati berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenalin dialirkan dalam darah dan sebagainya) namun jika rangsangannya menyenangkan emosi yang timbul dinamakan senang.
2. Teori Emosi James Lange Menurut teori ini, emosi merupakan hasil persepsi seseorang terhadapn perubahan- perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar.
3. Teori Emergency Cannon
Teori ini dikemukakan oleh Walter B. Cannon (1929), ia menyatakan bahwa karena gejolak emosi itu menyiapkan seseorang untuk mengatasi keadaan yang genting, orang-orang primitif yang membuat respon semacam itu bisa survive dalam hidupnya.




Sesi Tanya-Jawab

1. Shabrina : Bagaimana cara yang tepat untuk bisa melupakan emosi dengan sewajarnya dan tidak berlebihan?
Jawab :  Manusiawi dan wajar jika seseorang meluapkan emosi, namun dalam meluapkan emosi ada batas-batas yang harus diperhatikan jangan sampai saat kita emosi, kita melukai diri sendiri apalagi sampai melukai orang lain baik itu dalam bentuk fisik dan psikis. Jika kita ingin menangis tak mengapa karena menangis pun mempunyai manfaat yaitu membuat lebih lega atau lebih rileks dan juga dapat membersihkan mata kita dari kotoran, namun menangilah yang sewajrnya jangan sampai berlebihan. Marah pun boleh, namun dalam batasan sewajarnya pula jangan sampai kita marah berhari-hari lalu sampai melampari barang yang ada karena akan dapat merugikan diri sendiri pula. Atau kita dapat mencurahkan isi hati kita saat sedang emosi kepada Allah SWT dalam sholat kita, dapat pula bercerita kepada orang tua ataupun sahabat meminta bantuan mereka agar mendapatkan solusi atau jalan keluar terbaiknya agar tidak berlebihan dalam meluapkan emosi. . Jika menurut kelompok kami, kita juga bisa melakukan hal-hal yang membuat kita senang dan bahagia selama tidak merugikan diri sendiri dan orang lain, kita bisa melakukan hobbi kita atau jalan-jalan dengan sahabat, teman agar dapat melupakan hal yang membuat kita emosi berlebihan.

2. Nurul Hikmah : Bagaimana cara untuk mengatasi traumatik, terlebih trauma terhadap ketinggian!
Jawab : traumatik yaitu kejadian masa lalu yang memberikan kesan traumatis. Akibatnya rasa takut dan sikap terlalu waspada terhadap lingkungan seumur hidupnya. Terlebih cara mengatasi karena ketinggian menurut kelompok kami yaitu dengan cara, terbiasa dengan ketinggian bisa dengan cara berlatih menaiki tangga. Namun jika selalu merasa takut hendaknya jika menaiki ketinggian selalu mencari pegangan dan bersama teman yang bisa menggandeng dan menenangkan, berfikir positif  dan selalu tenang berfikir tidak akan terjadi hal-hal yang di luar dugaan kita, memberikan motivasi terhadap diri sendiri bahwa kita bisa mengalahkan rasa takut dengan ketinggian tersebut, berlatih secara bertahap di ketinggian memungkinkan kita akan terbiasa dengan ketinggian.

3. Fitri Pertiwi: Apakah tempramen dan usia termasuk ke dalam faktor emosi dan mengapa tempramen selalu dikaitkan dengan keadaan seseorang marah?
Jawab : faktor-faktor yang mempengaruhi emosi adalah pola asuh orang tua, pengalaman traumatik, tempramen, jenis kelamin, usia, perubahan jasmani, dan perubahan interaksi dengan teman sebaya. Maka sudah dijelaskan dalam uraian di atas faktor tempramen dan usia termasuk ke dalam faktor emosi, usia yaitu kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan kematangan fisiologis sesorang. Semakin bertambah usia mengakibatkan penurunan pengaruh emosional sesorang. Sedangkan tempramen sendiri yaitu suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseorang, dan tempramen merupakan bawaan sejak lahir jika marah yaitu suatu emosi yang secara fisik megakibatkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin. Maka dapat disimpulkan bahwa tempramen dan marah itu berbeda, lalu mengapa tempramen bisa dikaitkan dengan emosi seseorang yang sedang marah? Menurut pendapat kelompok kami bahwa hal tersebut sudah menjadi suatu kebiasaan masyarakat yang salah pemahaman atau tidak mengerti tentang kedua definisi tersebut antara tempramen dan marah yang sebenarnya, keduanya itu mempunyai definisi yang berbeda. Tempramen yaitu suasana hati yang mencirikan kehidupan emosional seseoran dan bawaan sejak lahir, sedangkan marah yaitu suatu emosi yang secara fisik dapat mengakibatkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah dan tingkat adrenalin dan noradrenalin naik.