Senin, 15 Juni 2015



Prestasi Belajar


A.    Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda, Prestatie yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari usaha yang telah dikerjakan. Dari pengertian tersebut, maka pengertian prestasi diri adalah hasil atas usaha yang dilakukan seseorang. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapi situasi segala aspek kehidupan. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan.
Sedangkan prestasi belajar merupakan kemampuan si pelaku belajar dalam usahanya untuk mengadakan perubahan berkat pengalaman dan pelatihan sehingga mendapatkan pengalaman baru, konsep dan keterampilan serta terbentuk sikap yang baru.
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dalam Mencapai Prestasi Belajar


Siswa dalam melakukan proses belajar tidak mungkin berjalan dengan baik dan mendapatkan prestasi yang baik secara terus-menerus tanpa ada faktor-faktor yang mempengaruhi.
Suharsini Arikunto membagi faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terbagi menjadi dua:
a.       Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri. Faktor internal adalah kondisi dari si pelaku belajar yang meliputi kondisi psikis (kejiwaan) dan kondisi fisik misalnya cemas, sedih, kurang percaya diri, sehat, sakit, ragu-ragu, dll. yang meliputi:
1.      Faktor Jasmaniah (fisiologis)
Yang termasuk faktor ini antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
sebagainya.
2.      Faktor Psikologis
Yang termasuk faktor psikologis antara lain:
– Intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan
cara belajar.
– Non Intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur).
– Faktor kondisi fisik.
b. Faktor-faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri dari si pelaku pelajar, hal ini berupa sosial maupun non sosial.
Pendapat dari Sumardi Suryabrata, ia mengatakan bahwa faktor-faktor tersebut menjadi 4 bagian, yaitu:
1)      Bahan atau alat yang dipelajari
Bahan atau alat yang dipelajari ikut menentukan proses belajar, yang terjadi dan bagaimana hasil yang diharapkan guru dalam menyajikan pelajaran hendaknya disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak, penyajiannya juga harus menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar materi dapat diterima dengan baik oleh siswa.
2)      Faktor lingkungan
Faktor lingkungan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam contohnya: keadaan suhu dan kelembaban udara, belajar bila faktor alam mendukung maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik. Lingkungan sosial contohnya: hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan sesama teman, dan orang-orang di sekelilingnya, belajar akan tidak efektif apabila lingkungan sekitar ramai.
3)      Faktor instrument
Faktor instrument dapat berwujud benda keras seperti gedung sekolah, fasilitas yang disediakan sekolah. Dapat juga berwujud lunak seperti kurikulum, GBPP, dan buku panduan belajar.
4)      Kondisi individu belajar
a)      Kondisi fisologis
Kondisi fisiologis sangat mempengaruhi belajar siswa-siswa yang jasmaninya sehat, tentu akan mempengaruhi hasil yang baik dalam belajar, disbanding siswa yang sakit-sakitan. Dengan demikian, dalam memperoleh prestasi belajar yang baik, maka kondisi fisiologis harus dijaga dengan sebaik-baiknya.
b)      Kondisi psikologis
Kondisi psikologis meliputi:
(1)   Minat, dorongan dari dalam diri yang mempengaruhi belajar adalah minat, sebab minat perlu ditimbulkan agar prestasi yang diharapkan dapat tercapai.
(2)   Bakat, belajar yang sesuai dengan bakat yang dimiliki tidak akan pernah merasa bosan atau jenuh, dan menghasilkan prestasi yang memuaskan.
(3)   Kecerdasan, kecerdasan besar peranannya menentukan berhasil atau tidaknya seseorang mempelajari suatu objek pendidikan. Dan setiap manusia memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda.
(4)   Motivasi, yaitu kondisi psikologis seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu, jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan belajar.

C.    Teori-teori Belajar


1.      Teori Belajar Ilmu Jiwa Daya
Dalam diri manusia terdapat jiwa daya yang masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri seperti daya mengingat, daya menangkap pengetahuan, daya berpikir, jadi dalam otak manusia terdapat berbagai daya-daya yang berfungsi dengan baik maka perlu dilatih dengan baik.
2.      Teori Belajar Gestalt
Menurut teori ini, manusia tidak dipandang sebagai jumlah dari daya-daya tetapi merupakan sebagai keseluruhan individu yang bertindak dan berpikir. Jadi keseluruhan itu dipandang lebih berarti daripada bagian-bagian. Dalam praktek pembelajaran yang menyangkut teori ini berusaha menjadi bahan pengajaran sebagai salah satu keastuan dari sini dimulai pembelajaran baru yang berkembang ke hal-hal yang khusus sebagai bagian dari keseluruhan diri.
3.      Teori Belajar ThornDike
Teori belajar Thorndike lebih dikenal dengan toeri belajar koneksionisme. Dan menurut teori belajar ini, belajar yaitu kegiatan problem solving atau pemecahan masalah hasil-hasil dari percobaan Thorndike menghasilkan tiga hukum, yaitu:
a.       Law of effect , yaitu sesuatu cenderung akan diulangi lagi apabila menyenangkan atau mengenakan bagi orang yang mengerjakannya.
b.      Law of exercise, yaitu kondisi yang mempererat antara stimulus dengan respon, melalui kegiatan latihan atau berkat latihan dapat memperkuat antara stimulus dengan respon.
c.       Law of readiness, yaitu prinsip kegiatan siswa dalam menerima pelajaran. Kesiapan berpengaruh terhadap lemah atau kuatnya stimulus dengan respon.
4.      Teori Belajar FB. Skinner
Teori ini dalam pembelajaran diperlukan adanya ketepatan dalam memberikan stimulus kepada siswa sehingga siswa dapat memberikan respon dengan tepat sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Kemudian ikatan stimulus dengan respon diperkuat melalui latihan.
D.      Strategi dan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
1.      Metode Tata Bahasa atau Terjemah
Ciri-ciri dari strategi ini yaitu penghafalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat dipahami dan diterapkan pada morfologi dan kalimat yang digunakan siswa. Penekanannya pada membaca, mengarang, dan terjemahan.
2.      Metode Langsung
        Metode langsung berasumsi bahwa belajar bahasa yang baik adalah yang langsung menggunakan bahsa dan secara intensif dalam berkomunikasi. Tujuannya adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat terbiasa berkomunikasi secara alamiah. Pembelajaran dimulai dengan dialog dan adanya sesi tanya jawab.
E.     Prestasi Belajar Individu Yang Saya Miliki dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Prestasi belajar yang pernah saya raih dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai dari jenjang SD, saya mendapatkan nilai UN tertinggi di dalam mata pelajaran ini, yaitu mencapai nilai 8,80. Setelah itu lanjut pada jenjang SMP, dalam mata pelajaran ini lagi-lagi saya meraih nilai tertinggi pada UN dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu mencapai nilai 90. Lanjut pada jenjang SMA, saya masih konsisten dengan nilai UN tertinggi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ini saya meraih nilai 8,20. Selain nilai UN, saya pernah mengikuti lomba Mengarang Puisi dalam rangka Hari Bahasa, perlombaan antar kelas pada saat SMP, dan meraih juara 3.
Dengan demikian dari prestasi yang pernah saya raih tersebut merupakan pengalaman dan menjadikan ini sebagai acuan agar dapat mencapai tujuan yaitu dapat menghasilkan karya-karya individu yang saya capai untuk kedepannya. Dan dari sini pula yang memberikan motivasi kepada saya agar dapat lebih mendalami dan menguasai pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga di masa depan nanti saya dapat menjadi guru Bahasa Indonesia yang teladan, maka dari itu saya mendalami Bahasa Indonesia di perguruan tinggi yang sedang saya jalani ini. Semoga saya dapat memberikan konsistensi, tetap semangat, pantang lelah dalam menjalani perkuliahan dan dapat menyelesaikan program pendidikan ini hingga saya bisa lulus.

Referensi:

Hamalik, Oemar, Metode belajar dan kesulitan belajar, Bandung: PT. Tarsito.
Slamento, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. cet.ke-5. Jakarta: Bhineka Cipta, 2010.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2002.
Sadirman, Interaksi danBelajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.
Slavin, Robert E, Psikologi Pendidikan (Educational Psychology). Edisi kesembilan, Jakarta: Indeks, 2011.
https://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar